Konstruksi Irigasi Diduga Asal Jadi, Pasangan Batu Ditemukan Langsung di Atas Tanah
Bogor | HSB – Dugaan praktik pengerjaan asal jadi pengurangan volume kembali mencuat pada proyek pembangunan saluran air di salah satu wilayah Kabupaten Bogor. Dalam pantauan lapangan, pasangan batu pada konstruksi penahan tebing atau saluran tersebut terlihat langsung diletakkan di atas tanah tanpa lapisan dasar (pondasi) dan tanpa pemadatan yang layak. Kondisi ini memicu tanda tanya atas kualitas pekerjaan dan kepatuhan terhadap standar konstruksi.
Secara teknis, pekerjaan pasangan batu harus mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang konstruksi bangunan air dan ketentuan teknis dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pada pekerjaan pasangan batu, umumnya diwajibkan ada:
1. Pondasi atau lantai kerja dari beton atau urugan pasir yang dipadatkan.
2. Spesi (adukan semen-pasir) dengan komposisi yang sesuai.
3. Penataan batu yang saling mengunci agar kuat menahan tekanan air dan tanah.
Tanpa komponen tersebut, pasangan batu rentan amblas, retak, atau roboh kembali saat musim hujan atau terjadi tekanan air yang kuat.
Wartawan konstruksi menyebutkan bahwa peletakan batu langsung pada tanah bertentangan dengan prinsip dasar teknik sipil. Selain risiko kerusakan dini, kondisi ini juga dapat mengakibatkan pemborosan anggaran negara karena bangunan tidak memenuhi usia layan sebagaimana tercantum dalam perencanaan.
“Bila ditemukan indikasi pekerjaan tidak sesuai spesifikasi kontrak, maka penyedia, konsultan pengawas, dan PPK dapat dimintai pertanggungjawaban,” kata dia. Sabtu, (8/11/25).
Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi dari pihak rekanan maupun dinas terkait. Redaksi masih berupaya menghubungi pejabat teknis untuk meminta keterangan dan klarifikasi mengenai dugaan penyimpangan pekerjaan tersebut.
(Deva)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan