Proyek APBN/APBD Jangan Hanya Mengejar Laba, Estetika dan Fungsi Publik Harus Jadi Prioritaskan

Bogor | HSB – Di tengah maraknya pembangunan infrastruktur yang dibiayai dari dana APBN dan APBD, desakan agar kontraktor pelaksana tidak hanya berorientasi pada keuntungan kian menguat. Sorotan terbaru tertuju pada proyek-proyek fisik seperti pembangunan tebing penahan tanah (TPT), yang dinilai masih banyak dikerjakan tanpa memperhatikan nilai estetika dan kualitas visual ruang publik.

Sejumlah pemerhati kebijakan publik menilai, proyek TPT yang seharusnya menjadi pelindung lingkungan sekaligus memperindah tata ruang, justru kerap tampil seperti tumpukan material yang dipasang seadanya.

PASANG IKLAN

“Kontraktor jangan hanya berpikir proyek ini selesai dan untung. Pekerjaan fisik yang berdiri di ruang publik harus punya nilai estetika, bukan sekadar struktur penahan tanah,” ujar seorang pengamat tata ruang lokal. Senin (20/20/25).

Peringatan ini menjadi pesan keras kepada rekanan pemerintah baik penggugana dana APBN maupun APBD agar tidak terjebak pada pola lama yang fokus pada target serapan anggaran tanpa mempertimbangkan dampak visual dan kenyamanan warga. Tebing penahan tanah yang dirancang asal-asalan, dengan batu tidak tersusun rapi, tanpa finishing dan tanpa konsep tata lanskap, dinilai merusak wajah kota dan desa.

Dalam standar teknis pekerjaan TPT, estetika bukan sekadar tambahan, melainkan bagian dari kualitas pekerjaan.

“Proyek dibiayai uang rakyat. Maka hasilnya harus mencerminkan akuntabilitas, kerapihan, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Ruang publik bukan tempat menumpuk proyek setengah hati,” tegas sumber lain yang enggan disebutkan namanya.

Pesan ini menjadi catatan terbuka bagi kontraktor dan pejabat proyek infrastruktur bukan hanya soal kuat atau tidak kuat. Ini juga berbicara tentang citra, keindahan tata ruang, dan penghormatan pada hak publik untuk menikmati lingkungan yang tertata.

HSB.com mencatat, semakin banyak warga yang kini mulai kritis, tidak hanya mempertanyakan anggaran dan mutu, tetapi juga menuntut estetika dalam setiap pembangunan. Sebuah pengingat bahwa proyek pemerintah bukan sekadar urusan menyelesaikan pekerjaan, tetapi merancang wajah peradaban.

(DevChoz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *