Tangerang – Semangat pembinaan kemandirian di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang membuahkan hasil yang membanggakan. Dari balik tembok pemasyarakatan, deru mesin produksi Jawara Beton menggema, menandakan babak baru perjalanan karya warga binaan. Sabtu (1/11), sebanyak 44.000 buah paving blok hasil tangan terampil warga binaan dikirim ke PT Pista De Padel untuk digunakan dalam pembangunan jalan lapangan padel. Hal ini merupakan penjualan komersial perdana bagi unit produksi unggulan Lapas Kelas I Tangerang.
Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan yang dilakukan bukan sekadar rutinitas di balik jeruji, melainkan proses nyata yang menumbuhkan keterampilan, tanggung jawab, dan harapan baru bagi warga binaan untuk kembali berdaya di tengah masyarakat.
Produk paving blok Jawara Beton telah melalui uji kuat tekan di laboratorium PT Wijaya Karya (WIKA) dan dinyatakan memenuhi standar mutu industri. Hasil pengujian tersebut menjadi jaminan bahwa produk yang dihasilkan warga binaan memiliki kualitas dan daya tahan yang mampu bersaing di pasaran.
Kepala Lapas Kelas I Tangerang, Beni Hidayat menyampaikan rasa bangga atas langkah bersejarah ini.
“Pengiriman perdana ini merupakan bukti nyata keberhasilan program pembinaan di Lapas Kelas I Tangerang. Kami bangga karena produk hasil karya warga binaan kini telah dipercaya oleh pihak luar dan digunakan untuk proyek berskala komersial. Setiap produk yang dihasilkan warga binaan telah melalui proses pengawasan dan uji kualitas, sehingga mampu dipercaya oleh masyarakat luas. Ini menjadi langkah awal yang menggembirakan sekaligus motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas, kapasitas produksi, dan kepercayaan dunia industri terhadap hasil pembinaan di dalam Lapas,” ujar Kalapas,” ungkap Beni.
Sementara itu, Kepala Bidang Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Kelas I Tangerang, Aris Supriyadi, menegaskan bahwa capaian ini tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari pembinaan yang berkesinambungan dan kolaborasi yang solid antara petugas dan warga binaan.
“Capaian ini adalah hasil dari proses panjang pembinaan yang konsisten, terarah, dan kolaboratif. Melalui Jawara Beton, kami ingin menunjukkan bahwa pembinaan kemandirian di Lapas mampu menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dan kompetitif di pasar. Kami berharap kerja sama seperti ini terus berlanjut agar warga binaan memiliki bekal keterampilan dan peluang kerja yang nyata setelah bebas nanti,” tutur Aris.
Bagi HG (inisial), salah satu warga binaan yang terlibat, pengalaman ini menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar bekerja. Di balik setiap paving yang dicetak, tersimpan tekad dan harapan untuk memulai kembali kehidupan.
“Saya merasa bangga bisa ikut berkontribusi dalam proyek besar seperti ini. Di sini kami belajar bagaimana bekerja dengan standar industri, menjaga kualitas, dan saling membantu dalam tim. Pengalaman ini memberi saya semangat baru bahwa kami masih bisa berkarya dan memperbaiki diri. Saya ingin menjadikan keterampilan ini sebagai bekal ketika nanti kembali ke masyarakat,” ujar salah satu warga binaan dengan penuh haru.
Program Jawara Beton menjadi salah satu ikon pembinaan unggulan Lapas Kelas I Tangerang. Melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan, warga binaan tidak hanya diajarkan keterampilan teknis pembuatan produk beton, tetapi juga nilai-nilai disiplin, kerja keras, tanggung jawab, dan kemandirian.
Dengan pengiriman perdana ini, Lapas Kelas I Tangerang menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pembinaan yang produktif, adaptif terhadap dunia industri, dan berorientasi pada pemberdayaan. Dari tempat yang sering dianggap sebagai akhir, justru lahir sebuah awal baru — ketika warga binaan mampu membuktikan bahwa dari balik tembok, karya mereka tetap bisa melangkah jauh ke luar dan memberi manfaat bagi masyarakat.
(Red)















