Sumut  

Bane Raja Manalu Dan PNM Sejalan Jadikan Kaum Ibu Penguat Ekonomi Rumah Tangga

SIMALUNGUN (HSB) – Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM RI, Bane Raja Manalu mengajak para ibu untuk lebih produktif dan berani menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal itu disampaikan Bane saat memberikan motivasi kepada kaum ibu-ibu Mekaar PNM di Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (10/2/2023).
Bane menyampaikan, para ibu adalah manajer dalam rumah tangga. Kaum ibu adalah sosok utama yang menentukan maju atau tidaknya dalam rumah tangga.
“Ibu saya seorang janda. Ayah saya meninggal waktu saya duduk di bangku SMP. Ibu saya hanya seorang petani, tapi mampu membiayai dan menyekolahkan anak-anaknya,” ujar Bane yang merupakan putra asal Siantar-Simalungun ini.

Bane melanjutkan, uang memang bukan segalanya, tapi tanpa uang yang lahir adalah perdebatan di keluarga. Berangkat dari hal itu, Kementerian Hukum dan HAM, Yayasan BAGAK dan PNM bergerak untuk membuat para ibu lebih berdaya dan menjadi penguat ekonomi dalam rumah tangga.
Kerja sama antara PNM dan Kementerian Hukum dan HAM dilakukan agar masyarakat sadar bahwa usaha yang dijalankan harus ada perlindungan hukumnya. Apalagi usaha-usaha yang sudah banyak produknya.

“Perlindungan hak cipta dan hak merek itu penting. Saat ini memang usaha ibu-ibu masih kecil, tapi mimpi kita tidak berhenti dengan usaha kecil. Kita mau usaha kita membesar dan berkembang. Komitmen itu penting,” ujar alumni SMA Negeri 3 Pematang Siantar tersebut.

Komisaris Waskita Realty (BUMN) tersebut mengaku sangat senang atas semangat kaum ibu untuk bergerak. Berusaha bersama, bertumbuh bersama, dan sukses bersama menjadi tujuan dari kegiatan ini.

“Kita mau agar kaum ibu tidak dalam posisi yang lemah, tapi punya posisi nilai tawar. Sehingga ada kesejahteraan. Itu yang mau kita ciptakan. PNM hadir di situ,” ungkapnya dihadapan puluhan kaum ibu-ibu Mekaar.

PNM membantu modal tanpa agunan. Di Huta Bayu mayoritas petani sehingga masyarakat didorong untuk berinovasi dari hasil pertanian. Diupayakan ada produk turunannya agar harganya lebih mahal.

Misalnya produk jagung dan padi, harus ada kreasi yang dibuat untuk produk turunannya sehingga produknya lebih punya daya tawar di pasar.

“Tentunya, bagaimana caranya. Hal itu yang dibangun kerja sama antara Yayasan Bagak dan PNM. Kita harus punya kemampuan keluar dari persoalan,” kata alumni Universitas Indonesia ini.

PNM, Bagak dan Kemenkuham punya komitmen agar semua kaum ibu menjadi orang yang sukses. Sukses secara ekonomi dan bisa keluar dari kemiskinan.

“Setiap ada upaya pasti ada hasilnya. Tidak ada yang berat kalau dikerjakan. Yang berat adalah kalau tidak ada dikerjakan. Kalau mau sukses, ya harus usaha. Tidak hanya bermimpi,” pungkas Bane, disambut tepuk tangan para ibu. (Leodepari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *