Bogor | HSB – Proyek pembangunan saluran drainase di Desa Sukaharja, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, menuai sorotan. Papan kegiatan yang terpasang di lokasi menyebutkan anggaran pembangunan mencapai Rp300 juta, bersumber dari Bantuan Keuangan Infrastruktur. Namun, kualitas material yang digunakan menjadi pertanyaan.

Di lapangan, proyek yang dilaksanakan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) bersama masyarakat ini menggunakan semen bermerek Jempolan jenis Portland Komposit serta tumpukan pasir berwarna kecokelatan. Menurut standar umum konstruksi, kedua material ini memang lazim dipakai. Namun, pentingnya pengawasan mutu.

“Pasir untuk bangunan seharusnya bersih dari lumpur, tanah, maupun kandungan organik. Jika tidak, daya rekat semen bisa berkurang dan berdampak pada kekuatan struktur,” ujar seorang wartawan konstruksi ketika dimintai tanggapan. Rabu (24/09/2025).

Regulasi pemerintah melalui SNI 03-2834-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal dan Peraturan Menteri PUPR No. 28/PRT/M/2016 menegaskan bahwa setiap pekerjaan konstruksi wajib menggunakan material sesuai standar mutu. Semen Portland Komposit (PCC) sendiri sudah diatur dalam SNI 15-7064-2004, dan umumnya digunakan untuk konstruksi ringan hingga menengah.

Namun, permasalahan muncul pada kualitas pasir. Apabila pasir mengandung lumpur melebihi 5 persen, maka penggunaannya tidak memenuhi standar SNI.

“Kalau ditemukan pasir kotor dan tidak diayak, itu bisa dianggap penyimpangan teknis dan berpotensi menyalahi kontrak kerja pemerintah,” kata sumber yang memahami regulasi pengadaan barang dan jasa itu.

Proyek drainase sepanjang 342 meter dengan ukuran 0,35 x 0,70 meter ini dijadwalkan selesai dalam 30 hari. Dengan anggaran ratusan juta rupiah, publik berharap kualitas material yang digunakan sesuai aturan, bukan asal pakai.

Hingga berita ini ditulis, pihak redaksi masih verifikasi kepada pihak-pihak terkait. (DevChoz)