BOGOR (HSB) – Pentas seni keboen sastra bertemakan Mak jangan menangis Mak, kita hanya menjadi olok-olok zaman, yang digelar di kedai keboen sastra, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dengan penampilan teater tobong dari Surabaya.
Pagelaran teater yang digelar dengan sederhana ini, menunjukan para seniman di era digital ini, masih terus berkarya dan memberikan warna kepada masyarakat. Salah satu karya dengan judul Mak Gugat oleh Doddy Yan Fasa telah hadir di 40 titik kota dan kabupaten di Indonesia.
Penonton yang hadir ini, disuguhi pembacaan puisi, musikalisasi hingga mereka yang hadir terpesona dengan penampilan aktor asal Surabaya ini.
“Kegiatanya digelar di ruang alternatif, yang menjadi kantong seni,” kata Heri Syahnilla Putra Siregar.
Menurut Heri Matahari sapaan akrabnya, penampilan Doddy Yan Fasa ini, membius para penonton dengan aksinya di panggung kedai keboen sastra. Meski digelar sedangkan sesederhana mungkin, para seniman ini terus bersaing didunia hiburan tanah air.
“Judul Mak Gugat yang ditampilkan oleh Doddy sangat menjiwai, bahkan banyak penonton yang terkesima dengan penampilannya itu, dan mas Doddy terlihat perjalanan panjangnya sebagai seorang aktor sekaligus sutradara,” kata Heri.
Karya-karya seniman teater Ini adalah salah satu bentuk spirit bagaimana menciptakan ruang-ruang alternatif untuk ekspresi seni yg membangun budaya kolektif bersama komunitas komunitas.
“Kita saling menyambangi, saling menghidupkan ruang-ruang ini serta perhatian pemerintah bisa memfasilitasi, kedepan pertiga bulan akan akan panggung ekspresi,” tutup dia.
(red)















