BENGKALIS – Operasi gabungan yang digelar Fleet One Quick Response (F1QR) Lanal Dumai dan Koarmada I, TNI Angkatan Laut kembali menggagalkan paya penyelundupan rokok ilegal. Sebuah kapal layar motor yang membawa jutaan bungkus rokok tanpa cukai berhasil diamankan di perairan Kuala Selat Akar, Kabupaten Bengkalis, Sabtu (21/06).
Kapal bernama KLM Harapan Indah 99 GT 168, ditangkap saat mengangkut muatan diduga kuat rokok ilegal merek Camclar asal Thailand. Kapal itu kemudian dikawal menuju Dermaga TNI AL Bangsal Aceh oleh KAL Tedung di bawah pengamanan ketat.
“Ini bukti nyata bahwa laut kita tidak bisa seenaknya dijadikan jalur bebas oleh pelaku ilegal. Kami hadir untuk memastikan aturan ditegakkan,” ujar Pangkoarmada I, Laksamana Muda TNI Fauzi S.E M.M M.Tr.Opsla M.Han saat memberikan keterangan pers di Mako Lanal Dumai, Senin (30/6/2025).
Dari hasil pembongkaran selama dua hari, tim gabungan menemukan 5.120 dus atau setara 2,56 juta bungkus rokok tanpa pita cukai. Berdasarkan hasil verifikasi Bea Cukai Dumai dan Kanwil Riau, nilai potensi kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 97.928.192.000.
“Ini bukan jumlah kecil. Kalau sampai barang ini masuk ke pasar, efeknya bisa menghancurkan sistem ekonomi yang sudah kita bangun,” jelas Laksda Fauzi.
TNI AL menyatakan akan terus memperkuat kolaborasi dengan instansi terkait untuk memperketat pengawasan, khususnya di wilayah-wilayah rawan penyelundupan. Fauzi menambahkan, saat ini sekitar 6,8 persen rokok yang beredar di pasar nasional masih tergolong ilegal, dan pemerintah menargetkan angka itu ditekan hingga di bawah 3 persen.
“Pasar itu luas dan sulit dipantau seluruhnya. Maka kami akan fokus dulu memetakan jalur masuk barang, baru kemudian lakukan tindakan menyeluruh,” ungkapnya.
Pihaknya juga memastikan seluruh kekuatan strategis TNI AL telah disiagakan di titik-titik perbatasan serta jalur perdagangan internasional. Armada perang, radar pantau, dan personel terlatih telah disebar untuk meminimalkan potensi pelanggaran.
Terkait pihak yang menjadi penerima barang, TNI AL masih melakukan pendalaman. Dugaan sementara, jaringan yang terlibat cukup luas dan terorganisir.
“Tidak akan berhenti di level pelaksana lapangan. Kami akan terus menelusuri siapa dalang di balik penyelundupan ini,” tegas Fauzi.
Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi personel, TNI AL juga menerapkan prinsip “reward and punishment” secara konsisten. “Yang menunjukkan kinerja luar biasa akan kami apresiasi. Tapi yang menyimpang, tidak ada toleransi,” katanya.
Aksi ini disebut sebagai bagian dari pelaksanaan perintah harian Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, untuk memperkuat penegakan hukum di laut dan menjaga kedaulatan maritim.
“Setiap jengkal laut Indonesia ada dalam pengawasan kami. Jangan coba-coba bermain api di wilayah ini,” pungkas Laksda TNI Fauzi.
(red)