Kasumba Turate Atau Carthamus Tinctorius Dapat Dijadikan Obat Herbal Pendamping Dalam Pengobatan Inflamasi Penyakit Covid-19

Dr. Lismayana Hansur, S.Si, M.Si. (Foto: AD)

Jakarta – Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV2, telah menjadi masalah global sejak tahun 2020. Di Indonesia, Covid-19 telah menyebabkan kematian lebih dari 160.000 jiwa hingga 2023 akibat respons inflamasi berlebihan.

Walaupun saat ini pandemi telah berakhir, reaksi inflamasi berlebihan pada Covid-19 masih dapat terjadi pada pasien dengan faktor risiko tertentu.

Obat anti inflamasi yang tersedia saat ini yaitu deksametason, belum optimal dalam menurunkan hiper-inflamasi pada pasien Covid-19.

Upaya untuk menemukan terapi yang efektif mengatasi inflamasi terkait dengan Covid-19 baru-baru ini dilakukan oleh Dr. Lismayana Hansur, dan berhasil dipertahankannya lewat uji disertasi Program Doktor Ilmu Biomedik, di depan para penguji Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Disertasinya diberi judul “Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Kasumba Turate (Carthamus Tinctorius) dalam Kombinasi dengan Deksametason Terhadap Inflamasi Paru Mencit Akibat Induksi SARS-Cov-2 Spike Protein dan Fludarabin”.

Doktor Lismayana Hansur mengaku telah mengevaluasi efek dan mekanisme kerja ekstrak etanol bunga Carthamus tinctorius yang diberikan bersama dengan deksametason pada model inflamasi paru mencit yang dibuat model Covid-19 dengan cara induksi SARS-CO-2 spike protein.

Bunga Carthamus tinctorius atau Bunga Kasumba turate, diperoleh Dr. Lismayana, dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, selama musim berbunga di bulan Agustus 2020.

Sebelum digunakan, bunga tersebut dikeringkan 27 derajat Celcius selama 7 hari. Setelah kering dihaluskan dan diblender. Dilakukan maserasi selama 24 jam dengan pelarut etanol, diperoleh 23 gram ekstrak kering bunga Carthamus tinctorius yang siap digunakan untuk pemeriksaan eksperimen.

Penelitian ini menurutnya, menunjukkan bahwa terapi kombinasi deksametason ditambah ekstrak Carthamus tinctorius memiliki efek yang menjanjikan dalam mengurangi peradangan dan dapat meningkatkan respon imun dalam model infeksi Covid-19.

Beberapa temuan utama penelitian ini, menunjukkan bahwa kombinasi deksametason dan ekstra bunga Carthamus tinctorius dapat menurunkan penanda peradangan dalam darah dan meningkatkan perbaikan sel paru yang rusak.

“Ditemukan pula penurunan infiltrasi sel pada jaringan paru, perbandingan sel linfosit dan sel makrofag menuju normal,” terangnya.

Terapi ini ujarnya, juga meningkatkan kadar inteferon-gamma dalam paru, yang memiliki peran penting dalam respon kekebalan terhadap infeksi.

Selain itu, kombinasi deksametason dan ekstrak bunga Carthamus tinctorius mempengaruhi sel-sel imun di jaringan paru, dan terlibat dalam respons inflmasi dan pertahanan tubuh. Terjadi pula peningkatan produksi sel-sel yang mengatur produksi sitokin anti inflamasi di paru.

Dari seluruh pemeriksaan diketahui bahwa mekanisme kerja utama kombinasi ini diperantarai oleh peningkatan pengaturan sel imun yang penting dalam reaksi inflamasi.

“Hasil ini menunjukkan kemungkinan penggunaan terapi kombinasi ini dalam penanganan penyakit peradangan paru, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme yang lebih mendalam dan validasi pada manusia,” kata Dr. Lismayana Hansur, S.Si, M.Si, staf Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tim penguji Program Doktor Ilmu Biomedik, FKUI, Salemba, Jakarta.



Penelitian ini membuka pintu untuk mengembangkan obat herbal sebagai obat pendamping dalam pengobatan inflamasi pada penyakit Covid-19, dengan potensi untuk mengurangi reaksi inflamasi berlebihan tanpa efek samping yang serius.

Hasil ini membuka pintu untuk penelitian lebih lanjut dan karakteristik senyawa aktif sebagai kandidat potensial untuk mengurangi inflamasi pada Covid-19.

“Penelitian ini menawarkan harapan baru dalam mengembangkan terapi anti inflamasi yang berasal dari bahan alami, yang dapat membantu pasien Covid-19 dengan respon inflamasi yang berlebihan,” tutupnya. (AD).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *