Menghadapi Senja di Bawah Atap Gubuk: Perjuangan Hidup Mulu Sarong, Lansia 80 Tahun dari Gampong Mesjid Lancok yang Butuh Perhatian dan Bantuan

PIDIE JAYA | HSB – Mulu Sarong, seorang wanita berusia 80 tahun, adalah warga Gampong Mesjid Lancok yang hidup dalam kondisi yang jauh dari layak. Hidup sebatang kara tanpa sanak saudara, ia menjalani hari-harinya di sebuah gubuk reot yang nyaris roboh. Kondisi tempat tinggalnya sangat memprihatinkan, dengan atap yang bocor dan dinding yang sudah lapuk, membuatnya terpapar cuaca ekstrem tanpa perlindungan memadai.

Mulu Sarong tidak memiliki penghasilan tetap dan bergantung pada bantuan dari tetangga yang peduli. Namun, bantuan tersebut tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam kesehariannya, ia berjuang untuk mendapatkan makanan, pakaian, dan kebutuhan pokok lainnya. Kondisi ini membuat Mulu Sarong sangat membutuhkan uluran tangan dari para pengusaha dermawan dan pemerintah setempat.

Keadaannya yang memprihatinkan telah menarik perhatian masyarakat sekitar, yang berharap ada pihak yang mau memberikan bantuan nyata. Kebutuhan paling mendesak adalah pembangunan atau renovasi rumah sederhana yang layak huni, yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi Mulu Sarong di sisa usianya. Selain itu, ia juga memerlukan bantuan dalam bentuk kebutuhan sandang dan pangan, agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.



Kisah Mulu Sarong adalah potret dari banyak lansia yang hidup dalam kesulitan, tanpa keluarga atau dukungan yang memadai. Bantuan yang diberikan tidak hanya akan memperbaiki kondisi hidupnya, tetapi juga memberikan harapan dan kebahagiaan di usia senjanya. Dengan perhatian dan bantuan yang tepat, Mulu Sarong dapat menikmati sisa hidupnya dengan lebih bermartabat dan tenang.

Kisahnya menjadi panggilan bagi kita semua untuk lebih peduli dan memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkan, terutama para lansia yang hidup dalam kesendirian dan kekurangan. Bantuan dari para pengusaha, pemerintah, dan masyarakat umum sangat dibutuhkan untuk memberikan kehidupan yang lebih layak bagi Mulu Sarong dan lansia lain yang berada dalam situasi serupa.


(Syarli HSB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *