Bogor | HSB – Pekerjaan rehabilitasi ruang perpustakaan SDN Nanggewer 01, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, disorot setelah ditemukan indikasi ketidaksesuaian spesifikasi teknis, terutama pada pemasangan struktur kuda-kuda baja ringan.
Dari hasil pantauan lapangan pada Jumat, 1 Agustus 2025, jarak antar kuda-kuda yang terpasang terukur sekitar 130 sentimeter, lebih renggang dari standar umum dalam konstruksi ringan. Proyek senilai Rp195 juta yang bersumber dari APBD Kabupaten Bogor tahun anggaran 2025 ini dikerjakan oleh CV. Matahari Timur, dengan masa pelaksanaan 2 Juli hingga 30 Agustus 2025.
Salah satu pekerja di lokasi mengaku bahwa pekerjaan baja ringan dilakukan oleh tim tersendiri yang dibawa oleh pihak aplikator.
“Pekerja baja ringan tersendiri, itu bawaan dari Pak Eko sebagai aplikator,” ujarnya singkat, enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, Rasyid, konsultan pengawas dari CV. Decor Kreasi Mandiri, hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan meski telah dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Tim redaksi juga menghubungi Andre, General Manager PT Karya Cipta Metalindo Perkasa (KCMP) pabrikan baja ringan yang digunakan dalam proyek ini. Ia menyebut bahwa jarak 130 cm pada bottom web masih tergolong aman, meskipun tetap harus mengacu pada gambar kerja atau software desain.
“Jarak bottom web aman di 130, tapi tetap harus lihat software-nya,” tulis Andre dalam pesan singkat. Saat ditanya lebih jauh mengenai standar maksimal jarak antar kuda-kuda, ia hanya menjawab, “140 – 160.”
Namun, informasi berbeda disampaikan oleh seorang kontraktor baja ringan yang meminta identitasnya dirahasiakan. Ia menyatakan bahwa jarak antar kuda-kuda idealnya tidak melebihi 120 cm, sesuai software perhitungan teknis dari pabrikan.
“Semakin rapat semakin bagus. Di software, biasanya maksimal 120 cm,” ujarnya.
Untuk diketahui, aplikator resmi baja ringan produk KCMP yang terdaftar di Dinas PUPR Kabupaten Bogor saat ini hanya dua perusahaan, yakni CV. Andara dan CV. Rashika Jaya Abadi. Belum jelas apakah aplikator yang terlibat dalam proyek SDN Nanggewer 01 berasal dari salah satu perusahaan tersebut.
Hingga kini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak pelaksana proyek maupun dinas teknis terkait dugaan penyimpangan spesifikasi tersebut.
(Dev)















