UMKM Jadi Pilar Penting dalam Perekonomian, Dosen SV IPB University Berikan Pelatihan Perhitungan HPP di Garut

GARUT || Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementerian KUKM) pada tahun 2021, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau Rp 8.573,89 triliun dan UMKM mampu menyerap 97 persen dari total angkatan kerja.

Salah satu keberhasilan UMKM dapat diukur dari menghasilkan keuntungan yaitu selisih nilai penjualan dengan harga pokok produksi (HPP), penetapan biaya produk yang salah dapat mempengaruhi harga jual produk/jasa dan pada akhirnya mempengaruhi profitabilitas UMKM itu sendiri.

Perkembangan industri dan persaingan usaha saat ini menuntut para pelaku bisnis dapat melakukan perhitungan HPP secara tepat sehingga dapat menentukan harga jual produk atau jasa dengan benar sebagai dasar untuk proses pengambilan keputusan.
Disisi lain, sebagian besar pelaku UMKM selain mengalami kendala dalam permodalan usaha, juga minimnya pengetahuan pelaku UMKM dalam menentukan harga pokok produksi (HPP) yang dihasilkannya.

Melalui program Dosen Mengabdi Inovasi IPB 2023, dosen Sekolah Vokasi IPB Univesity sebagai narasumber yaitu Ratih Pratiwi, SE., M.Ak, Aulia Hidayati, SE., M.Ak dari Prodi Akuntansi dan Uding Sastrawan, S.P., M.Si dari Prodi Manajemen Agribisnis memberikan pelatihan dengan materi perhitungan HPP untuk meningkatkan Pengelolaan Keuangan bagi komunitas UMKM Garut bertempat di Aula Kantor Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut.

Pelatihan dibuka dan dihadiri oleh Bapak Asep Mulyana, S.IP., M.Si selaku Kabid. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro beserta jajaran dan para komunitas UMKM Garut.

“Perhitungan Harga Pokok Produksi menjadi bagian penting bagi pelaku UMKM dalam menentukan margin keuntungan dan mengembangan usahanya, informasi HPP secara cepat dan akurat perlu dikuasai sehingga melalui pelatihan ini dikenalkan aplikasi SILABA untuk membantuΒ  para komunitas UMKM dalam menginput data jenis-jenis biaya hingga menghasilkan informasi HPP per satuan secara real time dan jumlah titik impas (BEP),” ujar Ratih Pratiwi, SE., M.Ak selaku ketua tim Dosen Mengabdi Inovasi IPB 2023 pada Kamis (16/11/23).

Kondisi UKM selepas pasca pandemi covid dan pengaruh inflasi dari kenaikan BBM kondisinya belum sepenuhnya stabil, sedang merangkak menuju pemulihan baik dari sisi produksi maupun omzetnya. Untuk pemulihannya perlu kerja keras dari pelaku UMKM itu sendiri dan adanya arahan dari dinas koperasi serta pihak terkait.

” Dengan adanya kegiatan dosen mengabdi ini, Alhamdulilah kami sangat bersyukur khususnya Dinas Koperasi dan UKM Kab. Garut sebagai bentuk kepedulian dari akademisi IPB University dalam hal untuk lebih meningkatkan sumberdaya manusia pelaku UMKM khususnya tentang tatakelola keuangan dimana pelaku UMKM diharapkan dapat memilah mana permodalan dengan laba jangan sampai disatukan dengan keuangan keluarga, sehingga dapat berdampak positif bagi pembentukan pendapatan usahannya. Harapan kedepannya kerjasama ini dapat terus berlanjut antara Dinas Koperasi dan UKM Garut dengan IPB University lebih inten lagi,” pungkas Asep Mulyana, S.IP., M.Si selaku Kabid. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut.(MA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *