Pemeliharaan Jalan Kabupaten Sukabumi Warungkiara-Bagbagan Dinilai Tidak Tepat Sasaran dan Harapan Warga

Sukabumi – Proyek pemeliharaan dan pengaspalan jalan kabupaten di ruas Warungkiara-Bagbagan menuai sorotan keras dari warga dan para pengguna jalan, (06/07/2025).

Warga menilai, bahwa pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan, pasalnya, menurut warga jalan yang diperbaiki justru masih dalam kondisi layak, sementara sejumlah titik yang rusak parah dan berlubang masih dibiarkan tidak tersentuh perbaikan, Ujar Roni.

PASANG IKLAN

“Ini mah proyek asal saja melaksanakan pekerjaan, Jalan yang masih bagus diaspal lagi, sementara yang udah hancur parah malah dibiarkan begitu saja. Kayak nggak ada pengawasan dari dinas, cetusnya lagi.

Roni (45) salah satu warga Warungkiara yang sehari-hari menggunakan akses tersebut untuk bekerja, lihat sajah kenyataan hari ini setelah dan sesudah hujan jalan ini kan rusak berat, sebagai pengendara motor kita bingung untuk memilih jalan yang mulus, karena semuanya dipenuhi lubang dan genangan air, cetus Roni sambil menunjukan kolam-kolam kecil pada badan jalan.

Pantauan media di lapangan tampak terlihat pemandangan buram ruas jalan itu, tepatnya pada sepanjang wisata Situ Halimun, yang jalannya sudah nyaris tak beraspal hingga dipenuh genangan air setelah turun hujan, terangnya.

Dan menurut warga setempat sudah banyak pengendara motor yang mengalami kecelakaan ringan akibat kondisi tersebut.

“Kalau terus begini, jelas kami rugi. Karena onderdil motor cepat rusak, dan jangan sampai lebih banyak lagi korban baru diperbaiki?” ungkap Euis (39), ibu rumah tangga yang kerap melintasi jalan tersebut untuk ke pasar.

Dengan adanya seperti Warga menilai para pelaksana proyek terkesan lebih mementingkan keuntungan pribadi ketimbang kebutuhan masyarakat, karena pada faktanya para pelaksana dalam pekerjaannya memilih memperbaiki titik yang masih layak atau rusak ringan, seperti titik gerbang masuk atau yang dikenal kampung Pilar dan diujung kampung Lalay, kan titik itu awalnya juga tidak begitu parah kerusakan nya dibandingkan yang banyak lobang kubangan air ini, terangnya.

Kami menduga bahwa pemilihan titik pengerjaan tidak berdasarkan skala kerusakan, melainkan titik yang lebih mudah dan cepat selesai dikerjakannya, kan itu yang kami lihat antara tiga sampai empat hari kerja, paling lama Lima hari, imbuhnya lagi.

“Kami curiga pemborong cuma cari untung. Asal aspal, asal kerja, yang penting cair. Pemerintah juga harus tegas, jangan diam saja,” tegas Dadan (52) tokoh masyarakat setempat.

Mereka juga berharap agar pengawasan dari dinas teknis, khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi, bisa lebih optimal dan berpihak kepada kepentingan publik, bukan semata-mata pada laporan administrasi proyek semata.

“Kalau seperti ini terus, jangan salahkan kalau masyarakat makin kecewa sama pemerintah. Sukabumi Mubarokah itu harus dibuktikan dengan pembangunan yang jujur dan tepat sasaran,” tambah Roni.

Warga berharap ke depan pengerjaan proyek jalan benar-benar berdasarkan kebutuhan dan kondisi riil di lapangan, serta dilakukan secara transparan dan profesional demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

Resty Ap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *